Jodoh Itu Pemberian Dari Tuhan Atau Orang Tua?

Di era Siti Nurbaya dulu (=dibaca zaman dahulu), menemukan pasangan hidup nggak jauh-jauh dari pilihan orang tua, atau katakanlah dijodohin. Namun di zaman sekarang yang udah modern, masalah jodoh sepertinya udah urusan individu. Setiap orang berhak memilih pasangan hidupnya. Lo Setuju? *50:50 lah yang jawab setuju atau ngga.

Namun nggak sedikit orang tua yang masih melakukan perjodohan kepada anaknya. Biasanya itu terjadi karena faktor keturunan, umur, atau ekonomi. Rata-rata orang tua yang melakukan perjodohan kepada anaknya itu sebenarnya dengan tujuan yang pasti baik, hanya ingin anaknya memiliki pasangan sesuai pilihannya yang bisa menjamin hidup dan masa depan supaya nggak mengalami kesusahan, nggak lebih! Itulah yang terbaik.

Mereka beralasan soalnya orang tua beranggapan, mereka sudah menjalani kehidupan pernikahan cukup lama. Sehingga mereka berfikir mereka cukup kompeten untuk memilihkan pasangan bagi anaknya.
Kadang berdasarkan ego tersebut, mereka jadi menutup mata dan telinga dari pendapat anaknya yang nggak mau dijodohin. Kecuali kalo orang yang dijodohin ke kita itu pas sama yang lo mau, dan lo juga pas sama yang dia mau. Ini baru pilihan tepat deh, lo jadi nggak perlu repot jungkir balik keliling dunia, ga perlu surfing ke dunia maya, ga perlu semedi ke dunia laen,  buat nyari pasangan yang tepat.

Tapi gimana kalo enggak cocok? Ini udah pasti jadi keadaan yang sangat dilematis bagi lo sob. Ketika lo udah punya pilihan sendiri untuk pasangan hidup lo, tapi orang tua lo nggak setuju dan ga akan memberi restu!

Dampak dari hal itu bisa jadi masalah yang cukup memusingkan, galau dan risau bercampur jadi adonan bimbang. Bisa aja lo pilih untuk kawin lari sambil dorong gerobak soto, atau lo pasrah dijodohkan sama calon yang mirip salep panu cap nyonya meneer hanya demi membuat orang tua lo bahagia. Lagian, emangnya enak, tinggal satu atap, setiap hari, hingga selamanya lo buka mata bersama orang yang nggak ada rasa buat lo cinta?

Berlanjut dari kepasrahan dijodohin tersebut, lahir lagi masalah yang jauh lebih pelik campur kompleks jadinya Ribet. Yaitu seperti kasus rumah tangga yang berantakan karena salah satu dari dua pasangan di dalamnya tidak pernah bisa mencintai.

Misalnya, lonya yang dipilih orang tua sih fine-fine aja menjalani rumah tangga, tapi istri lo, hatinya masih nyangkut sama pacarnya yang ditinggal nikah sama lo. Istri lo menjalani hari-hari seperti neraka sob, penuh rasa bersalah dan rasa cinta yang belum terselesaikan. Pada akhirnya, hadirlah keinginan untuk selingkuh dengan mantannya. #fakta (Loh?)

Salah satu mimpi paling buruk adalah tinggal satu atap bersama orang yang tak pernah bisa dicintai

Bagian paling fatal adalah ketika pernikahan dari perjodohan itu dikaruniai anak. Nasib si anak ini akan sangat menyedihkan bila orang tuanya tidak saling mencintai.

Bagaimana pertumbuhan si anak dapat normal baik-baik saja seperti anak lainnya bila suasana rumah yang menjadi tempat awal ia berkembang selalu dirundung pertengkaran? Psikologis si anak akan rusak sejak kecil dan mengalami trauma, dan itu mempengaruhi persepsinya terhadap orang tua dan masa depannya!

Kemungkinan terburuk di atas adalah salah satu kasus yang pernah terjadi akibat perjodohan, tapi nggak semua perjodohan akan begitu kok. Banyak juga pasangan dari perjodohan yang hidup bahagia selamanya, dan gak perlu ngalamin ngabisin waktu buat pacaran lama-tapi-nggak-kunjung-dinikahin.

Percaya atau enggak, pepatah inggris mengatakan ‘witing tresno jalaran soko kulino’ itu bisa terjadi dan berlaku. Ya cinta juga bisa terlahir karena terbiasa bersama seiring berjalannya waktu.

Terlepas dari baik-buruknya perjodohan, kembali lagi jodoh itu di tangan Tuhan. Nggak menutup kemungkinan jodoh lo itu pemberiannya diwakili orang tua, lewat perjodohan. Juga mari kita semua pahami bahwa restu orang tua adalah restu Tuhan juga, Gaes. Nggak ada yang lebih membelenggu dari cinta yang gak dapet restu.

Jika orang tua lo nggak merestui hubungan lo dengan pilihan lo, barangkali sampai kapanpun kebersamaan kalian nggak akan merasakan bahagia yang hakiki.  Akan tetapi, kalo lo masih mempunyai waktu untuk memperjuangkan restu bersama pasangan pilihan lo tersebut, jelas harus lo perjuangkan semaksimal mungkin. Kompaklah berjuang bersama untuk meyakinkan orang tua lo sambil memantaskan diri agar meraih restu. Karena restu itu bukan diminta, tapi diraih.

Orang tua hanya ingin masa depan anaknya sejahtera oleh calon yang bisa menyejahterakannya.”

Apapun yang memang sudah takdirnya, yang bisa lo lakukan hanyalah ikhlas dan menerima, juga menikmatinya. Itulah yang terbaik. Kalo akhirnya nanti lo dijodohin, pertimbangkan segala sisinya. Kalo lo pengin dengan pilihan lo, tentu lo udah tau apa yang harus kamu lakuin sekarang!!.. Lakukan dan berikan yang terbaik. Tapi harap diingat juga, kadang restu Tuhan itu dititipkan melalui restu orang tua.

Jadi, menurut lo enakan dijodohin, atau pilih pasangan sendiri?

#Terkadang di situ saya merasa sedih memilihnya

*hehehehehehehehhehe